Akibat Penertiban PETI di Kecamatan Mandor

08.14 Diposting oleh HERI IRAWAN

Warga Ngamuk Lempari Polsek Pakai Batu
MANDOR – Ketenangan warga Kecamatan Mandor, Senin (08/06/09) pukul 20.30 Wib mendadak terjaga. Pasalnya, ratusan warga dari Mandor melakukan kegiatan anarkis terhadap Polsek Mandor. Terbukti kaca depan kantor Mapolsek Mandor, hacur berantakan, sedangkan anggota dan keluarga yang tidak terlalu banyak itu, dengan sangat terpaksa pada malam naas itu harus menyelamatkan diri. Akibat peristiwa ini, orang nomor satu di jajaran Polri Kalbar, yaitu Kapolda Kalbar, bersama Danrem turun ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Mapolsek Mandor.

Informasi yang dihimpun menyebutkan awal kejadian setelah terjadi razia Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di daerah Tanah Rantak dan Pasiran Kecamatan Mandor, pihak keamanan tidak menemukan alat-alat pertambangan. Namun pihak kemananan hanya menemukan warung dan pondok kecil milik pekerja pertambangan, dibakar. Setelah dari pihak keamanan keluar dari lokasi, para pekerja pertambangan kecewa melihat pondok mereka sudah hancur berantan. Dari kejadian itu, sekitar pukul 20. 30 wib, masa mulai ramai, dan langsung menuju Mapolsek Mandor, dan tanpa direncanakan tiba-tiba kaca kantor Mapolsek Mandor pecah dilempari masa yang berjumlah sekitar 400-500 orang tersebut. Masuk pukul 22.30 wib, ada kabar Kapolda Kalbar menuju Mapolsek Mandor guna mencari solusi.
Mendapat kabar ini tentu warga sepat tenang, karena orang nomor satu di jajaran Polri di Kalbar ini, akan memecahkan persoalan yang dihadapi para pekerja pertambangan. Yang dinanti-nati, tak kunjung datang, akhirnya Kapolda datang sekitar pukul 00.30 wib. Dalam kejadian itu terlihat warga berdesak-desakan untuk melihat secara dekat kejadian itu, dan ternyata dari sekian ratusan warga itu, tidak semunya dari warga Desa Mandor.
Melihat kenyataan ini, terjadi perpecahan dua kubu, dari asli Desa Mandor dan kubu lainnya dari bukan warga Desa Mandor. Pihak-pihak tokoh masyarakat Desa Mandor, tidak terima melihat kenyataan itu, akhirnya penduduk asli Desa Mandorpun melakukan perlawan terhadap orang yang bukan penduduk asli Desa Mandor, dan akhirnya kubu yang melakukan anarkis mereka mundur teratur. Padahal orang-orang asli warga Desa Mandor, ingin datang ke Mapolsek Mandor, menyampaikan spirasi dan tidak melakukan kegiatan anarkis. Kenyataan dilapangan, malah pihak-pihak luar memperkeruh suasana pada malam itu. Selang beberapa lama kemudian sekitar pukul 01. 30 wib, rombongan Kapolres Landak, tidak langsung di Polsek, Kapolres terhenti di dekat bukit Suharto (penghijauan), karena banyaknya masa.
Sesampai di Polsek Mandor, tidak lama kemudian datang Kapolda bersama Danrem. Bahkan dalam pertemuan singat itu, tidak ada jalan keluar bisa diambila para penentu kebijakan tersebut. Mungkin dalam menyikapi masalah perlu baik Kapolda bersama Danrem, mencari langkah-langkah yang kongrit, sehingga masyarakat maupun pekerja pertambangan bisa hidup aman dan damai.
Sementara itu ketika dikonfirmasi Kapuas Post, Selasa (09/06), kemarin di Ngabang, Kapolres Landak AKBP Drs. Tony EP Sinambela, M.SI, menyatakan tidak terjadi pembakaran di lokasi pekerja PETI. Justru kebanyakan warga tidak memahami penegakan hukum terhadap pelaku PETI. Termasuk di cagar alam, sudah dilakukan sosialisasi 3 kali, Kecamatan Menjalin, maupun kecamatan lainnya.
Padahal pihak polisi sudah melakukan sosialisasi selama lima hari, dan setelah itu baru dilakukan penegakan.
“Tidak ada pembakaran pondok, apalagi pengerusakan milik penambang, semua itu tidak benar, apalagi suara penembakan,” kilah Kapolres seraya mengakui kedatangan Kapolda sambil melihat solusi apa yang terbaik dalam penegakan PETI di Kalimantan Barat . (wan)



You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Akibat Penertiban PETI di Kecamatan Mandor"


Powered by www.tvone.co.id