MENJALIN- Sejarah program KB Nasional di Indonesia. Kita patut bersyukur bahwa program Keluarga Berencana (KB) yang saat ini dicanagkan pada awal tahun 1970 kurang mendapat perhatian, dan bahkan mendapat tantangan yang berat dari masyarakat. Sebaliknya dijaman sekarangf telah menjadi kebutuhan dan sebagai norma kebutuhan bagi sebagain besar masyarakat Kabupaten Landak.
Demikian dikatakan Bupati Landak DR. Drs. Adrianu AS, M.SI, Kamis (21/08), kemarin saat memberikan kata sambutan pada TNI-Manunggal KB-Kesehatan, di Kecamatan Menjalin Kabupaten Landak.
Dikatakannya, ini bisa dibuktikan dari hasil evaluasi kegiatan program KB nasional tahun 2007, bahwa sudah lebih dari 66 % pasangan usia subur yang ada di Kabupaten Landak telah mengunakan alat kontrasepsi untuk mengatur dan merencanakan kehamilan dan kelahiran.
Namun disadari pula, pengelolaan KB akhir-akhir ini cendrung melemah, ini dinilai bupati, terkait dengan nilai berbagai aspek, antara lain makin berkuranganya SDM fungional KB di lapangan. Keberhasilan program nasional KB akan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang dihadapi bangsa Indonesia, yang mengerucut pada satu masalah pkok yaitu, jumlah penduduk yang terlalu banyak, jumlah penduduk terlalu besar, yaitu nomor empat terbesar didunia, barangkali tidak akan merepotkan apabila diimbangi dengan kualitas yang memadai, karena penduduk yang besar dan berkualitas yang memadai, karena asset pembvangunan, tapi sebaliknya kalau jumlah penduduk besar, tapi tidak berkualitas dapat dipastikan justru akan menjadi beban pembangunan itu sendiri.
Oleh karena itu, bupati, ingin, walau di Kabupaten Landak kepadatan penduduk baru mencapai 33, 18 % orang per Km2, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,5 masih diperlukan upaya-upaya yang sangat keras dari stake holders terkait untuk bersama-sama mengatur agar jumlah penduduk tidak meningkat secara tidak terkendali.
peningkatan jumlah penduduk melalui kelahiran alamiah di Kabupaten Landak harus kita upaytakan apat terkendali, seiring dengan upaya kita untuk meningkatkan kualitas manusia. terlebih meningkatkan hasil kajian, bahwa jumlah anak (fertilitas) penduduk msikin, secara signifikan lebih tinggi dari penduduk yang lebih mampu. “Kalau ini tidak ditanggulanggi, maka pertumbuhan jumlah keluarga miskin di Kabupaten Landak akan semakin cepat, dan tentunya akan berdampak terhadap upaya pengentasan kemiskinan di Landak yang juga akan semakin sulit,” kata Adrianus yang sebentar lagi akan diwisuda gelar Drnya di Bandung Jawa Barat. Memasuki era baru pelaksanaan KB setelah dilaksanakan konferensi kependudukan dan pembangunan di Kairo tahun 1994, tambah bupati, telah disepakati perubahan paradigma baru dari pendekatan penegadalian kelahiran dan penurunan fertlisasi menjadi kea rah hak-ahak reproduksi ksehatan dan gender, trafiking terhadap perempuan dan HIV/AIDS.
Hadir dalam TNI-Manunggal KB-Kesehatan , Sekda Landak Drs. Ludis, M.SI, Dandim Mempawah, Kadis Kesehatan, Kakan KB dan PKS Landak, Camat Menjalin, Dan Ramil, Kapolsek Menjalin, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan undangan liannya. (wan)
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to "Bupati: Lebih Dari 66 % Pasangan Usia Subur Gunakan Alat Kontrasepsi"


Powered by www.tvone.co.id