23.38 Diposting oleh HERI IRAWAN
SERIMBU- Bila dibandingkan dengan Negara tetangga Malaysia, mutu pendidikan di Indonesia untuk saat ini masih tergolong setingkat dibawah dan walaupun sudah mulai menunjukkan peningkatan namun masih dalam tahap yang lambat.
Banyak faktor yang menentukan mutu sebuah institusi pendidikan, salah satunya dapat dilihat dari fasilitas fisik atau bangunan sekolah itu sendiri.
Bangunan fisik sekolah memiliki peranan yang cukup penting dalam menentukan sebuah mutu pendidikan. Dimana bangunan fisik sangat berpengaruh bagi proses belajar-mengajar yang baik, terutama pada kenyamanan baik guru maupun siswa saat memberikan pelajaran maupun menerima pelajaran sehingga menyebabkan tinggi rendahnya minat mereka.
Kenyataan dilapangan, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Sekendal Kecamatan Air Besar, Rabu (11/6) yang lalu dimana pada saat itu juga diresmikan pembangunan jembatan Sungai Landak di Serimbu masih memerlukan perhatian dari pemerintah melalui instansi terkait.
Tidak hanya memiliki masalah dengan bangunan fisik saja yang mengalami kerusakan berat dibagian lantai dan dinding serta toilet yang tidak berfungsi lagi sehingga dapat mengganggu proses belajar. SDN tersebut juga memiliki masalah lain yang menjadi penyakit lama bagi guru-guru di pedalaman, jarang mengajar.
Ketika ditemui diruang kerjanya, Kepala Sekolah SDN 02 Sekendal, Apaysius mengatakan kerusakan yang dialami sekolahnya itu terjadi sejak tahun 2004 dan hingga kini belum ada perbaikan atau rehabilitas. Namun proses belajar mengajar tetap berjalan walau tidak sepenuhnya berjalan lancar karena hanya beberapa guru yang datang.
“Guru-guru disini jarang sekali datang mengajar selama satu bulan penuh, bahkan ada dua orang guru yang selama ini tidak pernah mengajar tetapi menerima uang Negara setiap bulan,” ungkapnya sambil menunjukkan absensi guru.
Kenyataan itu memang terbukti ketika dirinya mendatangi sekolah tersebut, dimana karena merasa prihatin dengan siswa yang datang tetapi tidak belajar akhirnya saya meluangkan waktu sekitar empat jam, mulai pukul 07.00 hingga 11.30 untuk mengajar siswa kelas III.
Ia menyebutkan, absen guru banyak yang belang-belang kambing karena sehari masuk tiga hari alfa. Tidak diketahui pasti apa penyebab yang menjadikan guru-guru tersebut malas datang mengajar. Mungkin mereka memiliki pekerjaan sampingan yang lebih menjanjikan ataupun kerena status negeri-nya bahkan mungkin karena perhatian terhadap kesejahteraan guru yang masih kurang.
Mengenai perhatian terhadap kesejahteraan guru, Apaysius menuturkan bila dilihat dari keadaan rumah dinas guru, tampak sangat kurang. Ia pun menunjukkan bangunan tersebut dan ternyata benar apa yang saya lihat. Dari empat buah rumah itu, dua diantaranya sudah tidak layak didiami sudah roboh dan dua lainnya sudah sudah rusak parah.
Melihat fakta yang demikian, wajar jika proses pendidikan di Indonesia berjalan lambat dan tidak bisa menyalahkan salah satu pihak, karena keterbatasan anggaran juga mempengaruhi. (wan)
You can leave a response, or trackback from your own site.

0 Response to " "


Powered by www.tvone.co.id